MENUJU H PUNCAK


“Duk Duk Duk…..”
Suara langkah menaiki tangga terdengar tergesa-gesa seperti memburu sesuatu yang ada di depan. Pemilik langkah itu berjalan cepat sambil membawa tas abu-abu dan garis berwarna pink dengan suara nafas terengah-engah dan yang satunya dengan Celana jeans hitam pekat dengan tas khasnya yang berwarna pink. Orang yang berada di sekelilingnya melihat gerak gerik mereka yang terburu-buru dengan agak terpelongo aneh.
          Lia dan iqoh adalah pemilik suara langkah yang terburu-buru itu, mereka tampak tak menyadari situasi yang ada di sekelilingnya. Mereka fokus dengan apa yang ada di jarkoman sms masing-masing.
       “Ih, ga sabaran banget sih, ini juga udah di jalan kali” seru Iqoh kesal dengan jarkoman yang di bacanya. Sedangkan Lia sedang terengos-engos capek dan merasa tidak bisa berjalan lebih cepat lagi. Iqoh yang berada di depannya langsung mengengok kebelakang, “Hayuk ceu” kata iqoh kepada Lia. “Iya say, kayaknya aku gemukan deh, kok cepet capek begini yaaa” dengan polosnya. Iqoh pun sedikit tersenyum karena mendengar omongan teman yang ada di belakangnya.
       Tepat di lantai lima, Suara langkah semakin cepat dan di depan mereka telah duduk seorang pria yang sedang merokok, Lia merasa aneh sepertinya perawakan pria tersebut tidak aneh lagi, Ternyata benar itu Tauhid teman sekelas mereka. Sesampai di ruangan, Lia dan Iqoh langsung masuk ke dalam dan duduk di dekat tembok dan terengos-engos kelelahan.
      Semua angkatan 46 dan 47 sebagian sudah berkumpul di ruangan tersebut. Dan sepertinya situasinya sudah agak panas. Tiba-tiba gadis berkerudung hitam bertanya ke Iqoh, “ Eceu sandal aku di bawa”. “Oh, lupa ceu, sendal kamu ada di kamar aku dan kamar aku pintunya rusak, klo mau di ambil pintunya di dobrak dlu, tapi nanti g bisa dibuka lagi” Suara iqoh mulai sedikit merasa bersalah karena lupa membawa sendal Ami. Iya Dia namanya Ami.
      Lia masih memperhatikan situasi yang semakin panasnya dan merasa bingung harus melakukan apa, di dalam pikirannya selalu ingin cepat sampai ke rumah dan makan masakan mama tercinta. Sedangkan Iqoh masih smsan dengan ceu Ami yang sepertinya sedikit agak Bete. Perdebatan terus saja terjadi, sampai akhirnya ada solusi bahwa ada pembagian kerjaan ada yang mengurusi Supir yang ada di bawah, ada yang mengurusi angkatan 48, ada yang makan dan bahkan ada juga yang menghadap perwalian dari kadep mencari solusi yang mungkin di dalamnya da keadilan yang bisa kami raih.   
      Lia dan Iqoh terpisahkan saat itu, Lia termasuk yang  menjadi bagian orang yang makan, sedangkan Iqoh izin untuk pulang ke kosan dan meminta diantar ke kosannya untuk mengambil sendal Ami tersebut. Waktu terus bergulir, sampai akhirnya ada jarkoman kembali ada Bang Hawis dan Bang Cacul akan masuk ke ruangan yang ada di lantai lima. Iqoh naik ke lantai lima. Sedangkan Lia sehabis makan ke lintang dan tetap bersikukuh di lantai bawah memilih menjaga tas dari pada harus naik ke lantai lima, karena efek baru makan jadi ngerasa bakal sakit perut jika harus tergesa-gesa ke sana.
      Di lintang Lia bersama kawan-kawannya berdiam diri dan karena bosen di lintang akhirnya musik pun berbunyi dengan lagu yang berjudul cinta Sejati- BCL. Waktu sudah menunjukann jam 16.47 WIB berita hasil kumpul pun keluar dan menyatakan bahwa tidak ada hari keberangkatan. Acara tetap ada tapi dilakukan di sekitar IPB, Bus dan supir yang ada di bawah yang sudah menunggu lama itu pun dbubarkan karena tidak adanya perizinan dari departemen
      “Yuk, kita pulang aja” Itu kata-kata yang dilontarkan oleh Lia, mungkin di hatinya merasa senang karena tidak jadi berangkat mengingat cuaca pun yang tidak mendukung kami untuk pergi. Lia dan kawan-kawannya pun pergi meninggalkan kampus dan pulang ke masing-masing kosannya.  

1 komentar:

Unknown mengatakan...

cerpen pertamaku ini..